Banda Aceh – Peserta program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) mengunjungi Program Studi Pendidikan Sendratasik pada hari Rabu, 19 Februari 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan budaya yang rutin diadakan oleh program BIPA untuk memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya Aceh, kepada peserta internasional.
Program BIPA USK, yang berada di bawah naungan Kantor Urusan Internasional (OIA), menyelenggarakan persiapan bahasa selama satu tahun bagi peserta internasional. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Tajikistan, Rwanda, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar. Selain belajar bahasa Indonesia di kelas, mereka juga mengikuti kegiatan budaya setiap hari Rabu.
Kunjungan ke Program Studi Pendidikan Sendratasik bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta BIPA tentang budaya dan tradisi Aceh. Para peserta berkesempatan untuk berinteraksi dengan para dosen dan mahasiswa Sendratasik, serta belajar tentang berbagai aspek seni pertunjukan Aceh, seperti tari, musik, dan teater.
Tengku Hartati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi Sendratasik menyatakan, “Kami sangat senang bisa menerima kunjungan dari peserta program BIPA USK. Ini adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan budaya Aceh kepada dunia internasional. Kami berharap kunjungan ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi mereka dan meningkatkan minat untuk mempelajari lebih lanjut tentang Indonesia.”
Selama kunjungan, para peserta BIPA mengikuti berbagai kegiatan, termasuk:
- Mendengarkan penjelasan tentang sejarah dan perkembangan seni pertunjukan Aceh.
- Menyaksikan pertunjukan tari tradisional Aceh.
- Belajar memainkan alat musik tradisional Aceh.
- Berdiskusi dengan mahasiswa Sendratasik tentang budaya dan tradisi Aceh.
Peserta program BIPA tampak antusias mengikuti setiap kegiatan. Mereka mengajukan banyak pertanyaan tentang budaya Aceh dan menunjukkan minat yang besar untuk mempelajari lebih lanjut.
Kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara USK dan peserta internasional, serta meningkatkan pemahaman tentang budaya Indonesia di kalangan masyarakat internasional.
No responses yet